BAB I
(PENDAHULUAN)
A.
LATAR BELAKANG
Dalam asuhan antenatal terdapat aspek fisik, spiritual, dan psikologis.
Sasaran utama memberi perawatan bukan semata-mata untuk memastikan bahwa ibu
dan bayi memiliki kesehatan yang baik pada akhir kehamilan. Penekanan lebih
besar perlu diberikan pada efek psikologis pada kelahiran anak. Kehamilan dapat
menimbulkan kondisi yang menempatkan adanya kehidupan berisiko.
Dalam situasi
tersebut, sasaran asuhan antenatal adalah meminimalkan setiap efek yang
berpotensi membahayakan perempuan hamil dan bayinya, dengan memenuhi kebutuhan
ibu hamil, baik fisik maupun psikologisnya. Asuhan antenatal dalam aspek fisik
meliputi :
·
Oksigen
·
Nutrisi
·
Personal Hygine
·
Pakaian
·
Eliminasi
·
Seksual
·
Mobilisasi, Body Mekanik
·
Exercise/Senam Hamil
·
Istirahat/Tidur
·
Imunisasi
·
Travelling
·
Persiapan Laktasi
·
Persiapan Kelahiran Bayi
·
Memantau Kesejahteraan Bayi
·
Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasi Ketidaknyamanan
·
Kunjungan Ulang
·
Pekerjaan
·
Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Karena
pentingnya pemenuhan kebutuhan fisik bagi ibu hamil, maka kami membuat makalah
ini, dan mebahasnya secara lebih mendalam agar dapat dimanfaatkan oleh pembaca,
terutama ileh ibu hamil.
B.
TUJUAN PENULIS
1. TUJUAN UMUM :
·
Memahami kebutuhan dasar ibu hamil sesuai tahap perkembangannya.
2. TUJUAN KHUSUS :
·
Mengetahui kebutuhan dasar ibu tentang mobilitas atau body mekanik.
·
Mengetahui kebutuhan dasar ibu tentang istirahat atau tidur.
·
Mengetahui kebutuhan dasar ibu tentang exercise atau senam
hamil.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana kebutuhan dasar ibu hamil tentang mobilitas?
2.
Bagaimana kebutuhan dasar ibu hamil tentang istirahat?
3. Bagaimana kebutuhan dasar ibu hamil
tentang exercise?
BAB II
(PEMBAHASAN)
Pada kesempatan ini kami akan membahas
lebih mendalam tentang kebutuhan fisik ibu hamil terutama tentang
mobilisasi/body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur, immunisasi,
traveling, persiapan laktasi, dan persiapan persalinan dan kelahiran bayi.
A.
MOBILISASI /
BODY MEKANIK
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu,
mengepel, memasak, dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan
kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat.
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah
lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap
tubuh ketika tidak hamil. Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan
pelebaran atau pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligamen ini
terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligamen karena adanya pembesaran
rahim. Nyeri pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil:
a)
Duduk
Tempatkan tangan dilutut dan tarik tubuh ke posisi tegak.
Atur dagu ibu dan tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri. Hindari
duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian untuk mengurangi
ketegangan otot).
b)
Berdiri
Sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil
disaat berat janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang
lama. Berdiri dengan menegakkan bahu dan mengangkat pantat. Tegak lurus dari
telinga sampai ke tumit kaki.
c)
Berjalan
Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu berhak
tinggi atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah
menghilangkan keseimbangan. Bila memiliki anak balita, usahakan supaya pegangan
keretanya sesuai untuk ibu.
d)
Tidur
Ibu boleh tidur tengkurap kalau sudah terbiasa, namun
tekuklah sebelah kaki dan pakailah guling, supaya ada ruang bagi bayi anda.
Posisi miring juga menyenangkan namun jangan lupa memakai guling untuk menopang
berat rahim anda. Sebaiknya setelah usia kehamilan 6 bulan, hindari tidur
terlentang, karena tekanan rahim pada pembuluh darah utama dapat menyebabkan
pingsan. Tidur dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi dari badan dapat
mengurangi rasa lelah.
e)
Bangun dari berbaring
Untuk bangun dari tempat tidur, geser
dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu
perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu.
Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali
ibu bangun dari berbaring.
f)
Membungkuk dan mengangkat
Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk
tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat punggung tegang, termasuk
mengambil sesuatu yang ringan sekalipun.
B. EXERCISE/SENAM HAMIL
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun, dengan melakukan senam
hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses kelahiran,
antara lain dapat melatih pernafasan, relaksasi, menguatkan otot-otot panggul
dan perut, serta merlatih cara mengejan yang benar.
1.
Tujuan umum senam hamil :
·
Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga
kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme
persalinan.
·
Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan
pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.
·
Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis.
2.
Tujuan khusus senam hamil :
·
Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen, dan jaringan serta fasia yang
berperan dalam mekanisme persalinan.
·
Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan.
·
Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak napas.
·
Memperoleh cara melakukan konstraksi dan relaksasi yang
sempurna.
·
Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan.
·
Dapat mengatur diri kepada ketenangan.
3.
Manfaat senam hamil secara terukur dan teratur :
·
Memperbaiki sirkulasi darah
·
Mengurangi pembengkakan
·
Memperbaiki keseimbangan otot
·
Mengurangi resiko gangguan gastro intestinal termasuk
sembelit
·
Mengurangi kram atau kejang kaki
·
Menguatkan otot perut
·
Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
4.
Syarat mengikuti senam hamil :
·
Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh
dokter atau bidan
·
Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu
·
Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin
·
Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik
bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil
5.
Tanda dan gejala senam hamil harus di hentikan :
·
Timbul rasa nyeri terutama nyeri dada, kepala dan nyeri
pada persendian
·
Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban
·
Denyut jantung meninggkat (>140x /menit)
·
Mual dan muntah menetap
·
Kesulitan jalan
·
Pembengkakan menyeluruh
·
Aktivitas janin berkurang
Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan menggunakan pakaian yang
sesuai dan longgar. Lakukan selalu pemanasan dan pendinginan setiap kali senam.
Intensitas senam harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Bila dilantai gunakan
kasur atau matras saat melakukan senam. Jangan mendadak berdiri saat usai
senam, tetapi lakukan secara perlahan untuk menghindari pusing.
C.
ISTIRAHAT /
TIDUR
Dengan adanya parubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat
pada perut, terjadi perubahan sikap tubuh. Tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil.
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat
hamil tua. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rokhani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam
hari selama ±8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selam
satu jam. Ibu hamil harus menghindari posisi duduk dan berdiri dalam
menggunakan kedua ibu jari, dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.
Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan
oksigenasi fetoplasental. Selama periode istirahat yang singkat, seorang
perempuan bisa mengambil posisi terlentang kaki disandarkan pada dinding untuk
meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurai odema kaki serta varises vena.
Relaksasi adalah membebaskan fikiran dan beban dari ketegangan, yang dengan
sengaja diupayakan dan dipraktekkan. Kemampuan relaksasi secara disengaja dan
sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk mengurangi ketidaknyamanan yang normal
sehubungan dengan kehamilan. Selain itu, relaksasi juga mengurangi stres
sehingga persepsi nyeri tidak menggangu dan ibu masih mampu melahirkan anak.
Untuk memperoleh relaksasi sempurna, ada beberapa syarat yang harus dilakukan
selama dalam posisi relaksasi yaitu :
a.
Tekuk semua persendian dan pejamkan mata
b.
Lemaskan seluruh otot-otot tubuh, termasuk otot-otot
wajah
c.
Lakukan pernapasan secara teratur dan berirama
d.
Pusatkan pikiran pada irama pernafasan atau pada hal-hal
yang menyenangkan
e.
Apabila pada saat itu keadaan menyilaukan atau gaduh,
tutup mata dengan sapu tangan dan tutup telinga dengan bantal
f. Pilih posisi
relaksasi yang menurut anda paling menyenangkan
Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah setiap hari setelah makan
siang, pada awal istirahat sore, serta malam sewaktu tidur. Ada beberapa posisi
relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama
proses persalinan.
1)
Posisi relaksasi dengan posisi terlentang
Berbaring terlentang, kedua tungkai kaki lurus dan
terbuka sedikit, kedua lengan rileks disamping. Di bawah lutut dan epala diberi
bantal. Pejamkan mata, lemaskan seluruh tubuh, tenang dan lakukan pernafasan
yang teratur dan berirama.
2)
Posisi relaksasi dengan posisi berbaring miring
Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk,
di bawah kepala diberi bantal dan dibawah perut pun sebaiknya diberi bantal,
agar perut tidak menggantung. Pejamkan mata, tenang dan atur pernafasan dengan
teratur dan berirama.
3)
Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang
Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lengan
di samping telinga, tutuplah mata dan tenang. Posisi ini dapat dilakukan selama
akhir kala satu
4)
Posisi relaksasi dengan posisi duduk
Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi
atau di atas tempat tidur. Jika duduk, menghadaplah ke tempat tidur. Kedua kaki
tidak boleh menggantung. Posisi ini dapat dilakukan selama kala satu, sebelum
naik ke tempat persalinan
Keempat posisi tersebut di atas dapat dipergunakan selama ada his dan pada
saat itu, anda harus mampu mengkonsentrasi diri pada irama pernafasan atau pada
sesuatu yang menyenagkan. Sangat dianjurkan untuk tidak memperhatikan nyeri.
D.
IMUNISASI
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi
karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh
tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit
tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I / II pada kehamilan 3
– 5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM
(intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan
indikasi yang lain.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus,
sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan
II pada 2 minggu kemudian ).
Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
Ø TT 1 selama kunjungan antenatal I
Ø TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
Ø TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
Ø TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
Ø TT 5 → 1 tahun setelah TT 4
Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya
mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas
kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.
E.
TRAVELLING
(Bepergian)
Sedang hamil tidak berarti Anda tidak dapat pergi berlibur untuk seluruh 9
bulan Anda istilah, tetapi tidak berarti bahwa anda harus melakukan sedikit
ekstra hati-hati ketika membuat rencana, baik untuk menjamin kenyamanan dan
perlindungan Anda dan bayi yg belum lahir.
Bepergian dengan pesawat udara biasa tidak perlu dikhawatirkan karena tidak
membahaykan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin penumpang telah diatur
sesuai atmosfer biasa. Aman untuk melakukan perjalanan udara di trimester
kedua, dan International Air Transport Association (IATA) pedoman menyarankan
Anda berhenti perjalanan udara setelah minggu ke 36. Menghindari risiko
kelahiran prematur dan komplikasi lain. Jika Anda memperoleh yang cukup besar
dan ke 28. Minggu, maka anda harus membawa surat dari ibu yang menunjukkan
layanan yang ditujukan tanggal, karena beberapa maskapai Mei permintaan ini
ketika anda memeriksa untuk keselamatan Anda sendiri. Walaupun ia bukan yang
sering berada pada tahap pertama adalah kehamilan membahayakan anda atau bayi
Anda, tetapi yang penting untuk minum banyak air dan pastikan Anda bangun dan
stretch kaki Anda secara teratur sebagai bayi berat dapat membuat Anda lebih
rentan terhadap peredaran darah masalah selama penerbangan panjang. Morning
sickness juga dapat membuat Anda lebih rentan terhadap perjalanan penyakit, dan
banyak melakukan perjalanan, sebagai obat penyakit tidak dianjurkan selama
kehamilan Anda hanya akan dapat mencoba solusi alternatif seperti akupunktur
band (band laut) atau teh jahe.
Disarankan ibu untuk tidak lama berkendaran jarak sendiri, karena posisi
mengemudi bisa jadi sangat tidak nyaman dan lama drive dapat sangat melelahkan.
Pastikan kursi dan seatbelt yang disesuaikan dengan baik dan memakai pakaian
longgar nyaman. Juga pastikan ibu memiliki cukup untuk makan dan minum selama
perjalanan jalan untuk menjaga tingkat energi atas.
F.
PERSIAPAN LAKTASI
Persiapan menyusui pada masa kehamilan
merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan
siap untuk menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas
Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). Suatu pusat pelayanan kesehatan seperti RS,
RB dan Puskesmas harus mempunyai kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu
hamil yang menunjang keberhasilan menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri atas :
1. Penyuluhan
v Keunggulan
ASI
v Manfaat
rawat gabung
v Perawatan
puting susu
v Perawatan
bayi
v Gizi
ibu hamil dan menyusui
v Keluarga
berencana
2. Dukungan
psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam
keberhasilan dalam menyusui Persiapan psikologis ibu untuk
menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang
positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Banyak
ibu yang memiliki masalah. Oleh karenanya bidan harus dapat membuat ibu
tertarik dan simpati. Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan
ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah :
·
Setiap ibu untuk percaya
dan yakin bahwa ibu akan sukses dalam menyusui
·
bayinya.
·
Meyakinkan ibu akan
keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula.
·
Memecahkan masalah yang
timbul dalam menyusui.
·
Mengikutsertakan suami atau
anggota keluarga lain yang berperan.
·
Memberikan kesempatan ibu
untuk bertanya.
3. Pelayanan
pemeriksaan payudara, perawatan puting susu dan senam hamil. Tujuan pemeriksaan
payudara adalah untuk mengetahui lebih dini adanya kelainan, sehingga
diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan. Pemeriksaan payudara
dilaksanakan pada kunjungan pertama ibu, dimulai dari inspeksi, palpasi. Untuk
menunjang keberhasilan menyusui maka pada saat kehamilan puting susu ibu perlu
diperiksa kelenturannya dengan cara:
·
Sebelum dipegang periksa
dulu bentuk puting susu
·
Cubit areola di sisi puting
susu dengan ibu jari dan telunjuk
·
Dengan perlahan puting susu
dan areola ditarik, untuk membentuk ”dot”,
bila puting susu mudah ditarik, berarti lentur. Tertarik sedikit berarti kurang
lentur. Masuk ke dalam berarti puting susu terbenam Puting susu dapat dikoreksi
dengan :
o Gerakan
Hofman (Sekarang tidak dianjurkan lagi)
o Penggunaan
pompa putting
Bila
pompa puting tidak tersedia dapat dibuat dari modifikasi jarum suntik 10 cc,
bagian ujung jarum dipotong dan kemudian pendorong dimasukkan dari arah
potongan tersebut. Kemudian tarik putting perlahan sehingga ada tahanan dan
dipertahankan selama 30 detik sampai 1 menit. Lakukan beberapa kali dalam
sehari.
Langkah – langkah Menyusui Yang Benar
1) Sebelum
menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting susu.
2) Bayi
diletakkan menghadap payudara.
·
Ibu harus duduk atau
berbaring dengan santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah
dan punggung ibu bersandar pada ursi.
·
Bayi dipegang pada belakang
bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (
kepala tidak boleh menengadah, dan bokong menengadah, dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ).
·
Satu tangan bayi diletakan
di belakang badan ibu dan yang satu didepan
·
Perut bayi menempel badan
ibu, badan dan kepala bayi sedikit melengkung sehingga dapat melingkari perut
ibu, tidak hanya membelokkan kepala bayi
·
Kuping dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus
·
Ibu menatap bayi dengan
kasih sayang.
3) Payudara
dipegang dengan ibu jari di atas puting dan jari yang lain menopang di bawahnya,
jangan menekan puting susu atau areolanya saja seperti memegang rokok.
4) Bayi
diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi atau sudut
mulut bayi dengan puting.
5) Setelah
bayi membuka mulut, dengan cepat payudara dimasukan ke mulut bayi.
·
Usahakan seluruh areola
dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit –
langit dan lidah bayi akan menekan.
·
Setelah bayi mulai
menghisap payudara dengan irama perlahan namun kuat, maka payudara tak perlu
dipegang atau disangga lagi.
6) Melepas
isapan
Bila
satu payudara telah terasa kosong, jangan biarkan bayi terus menghisap sebab
udara akan masuk. Lepaskan isapan dan ganti dengan payudara yang lain.
Cara
melepaskan isapan bayi :
·
Jari kelingking ibu
dimasukan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,
·
Dagu bayi ditekan ke bawah
7) Setelah
menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting susu.
G.
PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYI
Agar
persalinan Anda berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir terhadap apa dan
bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika
jauh-jauh hari Anda mempersiapkan kebutuhan persalinan tersebut.
Berikut
beberapa hal yang wajib untuk Anda fikirkan dan Anda persiapkan :
1.
Membuat rencana persalinan, meliputi
·
Tempat persalinan
·
Memilih tenaga kesehatan terlatih
·
Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih
tersebut
·
Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan
tersebut
·
Siapa yang akan menemani persalinan
·
Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara
megumpulkannya
·
Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
2.
Membuat rencana pembuatan keputusan
·
Jika kegawat daruratan pada saat pembuat keputusan utama tidak ada, siapa pembuat keputusan utama dalam
keluarga
3.
Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
·
Dimana ibu akan melahirkan
·
Bagaimana cara menjangkaunya
·
Kemana ibu mau dirujuk
·
Bagaimana cara mendapatkan dana
·
Bagaimana cara mencari donor darah
4.
Membuat rencana atau pola menabung
·
Tabungan ibu bersalin
5.
Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
·
kain panjang 4 buah
·
Pembalut wanita
·
Handuk, waslap, alat mandi, alat make up
·
pakaian terbuka depan, gurita ibu, BH
·
Pakaian bayi, minyak talon
·
Tas plastic
Yang harus di siapkan, Setelah minggu-minggu terakhir
kehamilan anda waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu
persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika
anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat
hari yang ditunggu tersebut tiba.
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan anda tidak boleh lupa memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah anda persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami andapun tidak lupa untuk membawa serta tas besar yang telah anda persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Dan anda tidak boleh lupa memberitahukan suami anda mengenai tas khusus yang telah anda persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap dan suami andapun tidak lupa untuk membawa serta tas besar yang telah anda persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya ini.
1.
Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit:
·
Baju tidur.
·
Sandal.
·
Pakaian dalam.
·
Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
·
Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
·
Perlengkapan anda. Bawalah juga bedak, sisir, lipstick,
pengharum tubuh/deodorant.
·
Peralatan mandi.
2.
Keperluan untuk BAYI anda:
Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit.
Anda cukup
menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.
menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.
·
Popok
·
Baju bayi
·
Selimut atau Bedong
·
Kaos kaki dan tanggan
·
Gendongan
Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa ke Rumah Sakit untuk
persiapan persalinan dalam 1 tas dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau dan
jangan lupa memberitahu pasangan anda tentang tas itu.
·
Persiapan dana
Persalinan normal umumnya
membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan
harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan
besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan
sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini
diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan
sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya
sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga
bisa lebih teratasi.
·
Suami Siaga (Siap
Antar jaga)
Dr. Rudiyanti, Sp.OG. dari RS
Internasional Bintaro, menegaskan, "Yang paling utama, mental harus
dipersiapkan untuk menghadapi trimester pertama kehamilan dan menjelang
persalinan." Persiapan mental suami, menurutnya, sangat diperlukan dalam menghadapi
hal-hal berikut ini.
1.
Perubahan Fisik & Mental Istri
Di trimester awal biasanya perubahan
pada ibu terjadi secara menyolok. Meningkatnya produksi hormon progesteron
membuat sikapnya sering berubah-ubah sesuai mood yang sedang dialaminya saat
itu. Kadang gembira, sedih, marah-marah, ketus, dan sebagainya. Contoh kecil,
sehabis sibuk bekerja, sesampainya di rumah suami bukannya disambut dengan
senyuman. Istri malah menunjukkan wajah resah disertai keluhan pusing, mual,
muntah, emosi yang meledak-ledak, dan sebagainya. Bila suami tidak siap mental,
perselisihan dengan istri sangat mudah terjadi.
Perubahan emosi ini, selain karena
perubahan hormon juga disebabkan oleh kondisi tubuh ibu yang tiba-tiba menjadi
tidak nyaman.
Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi emosionalnya. Ia jadi gampang marah, mudah kesal, cenderung malas, dan sebagainya. Bila suami sudah bersiap diri dengan mempelajari dan memahami berbagai perubahan yang bakal terjadi, menghadapinya akan lebih mudah. Paling tidak suami bisa membekali dirinya dengan sikap memaklumi dan sabar.
Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi emosionalnya. Ia jadi gampang marah, mudah kesal, cenderung malas, dan sebagainya. Bila suami sudah bersiap diri dengan mempelajari dan memahami berbagai perubahan yang bakal terjadi, menghadapinya akan lebih mudah. Paling tidak suami bisa membekali dirinya dengan sikap memaklumi dan sabar.
Dari segi fisik, mungkin saja
perubahan keseluruhannya masih belum terlalu kentara, tapi di satu sisi mungkin
saja perubahan itu sudah mencapai klimaksnya, seperti munculnya jerawat,
keringat, dan bau badan. Pencapaian klimaks ini dipengaruhi oleh perubahan
hormon kehamilan di awal kehamilan. Hal inilah yang kadangkala membuat istri
yang tadinya berwajah cantik menjadi berbintik-bintik, yang tadinya berkulit
mulus menjadi kusam, yang tadinya wangi menjadi agak bau, dan sebagainya.
Bila tidak diantisipasi dengan
persiapan mental, bisa jadi suami akan terkaget-kaget dan sulit untuk menerima
perubahan itu. Apalagi suami yang bersifat perfeksionis dalam menilai
penampilan istri. Ia seringkali sangat sulit dan berat menerima perubahan ini.
2.
Fase Ngidam
Bukan hanya mual-muntah, seringkali
masih di trimester pertama, istri juga memiliki permintaan yang aneh-aneh.
Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin minum air kelapa. Bayangkan, bila
untuk mendapatkannya sang suami harus memanjat pohon kelapa di tengah malam
buta atau harus pergi ke pasar? Bukankah ini merupakan suatu
pekerjaan yang membutuhkan mental kuat. Bila suami siap dan ia sanggup
mengusahakan keinginan istri, silakan saja diwujudkan.
Namun bila sulit, berikan pengertian
kepada istri bahwa tidak mungkin mencari kelapa di tengah malam buta. Toh,
ngidam memang tidak harus selalu dipenuhi. Jangan takut nanti anaknya ngeces,
karena dipenuhi atau tidak ngidam itu, tidak ada hubungannya dengan ngeces.
Yang dibutuhkan adalah pemahaman
suami terhadap latar belakang munculnya ngidam. Asal tahu saja, ngidam bukan
keinginan janin yang harus dipenuhi melainkan keinginan yang timbul dari
tekanan kondisi hamil yang dialami ibu. Di trimester pertama, mulutnya terasa
sangat pahit karena asam lambung naik. Dengan kondisi ini ibu menginginkan
makanan yang berbeda dari yang biasa dimakannya sehari-hari. Hal inilah
sebenarnya yang menjadi pangkal munculnya ngidam. Karena mulut terasa pahit,
ibu ingin makan makanan yang segar-segar, yang mungkin bisa diterima indra
pengecapnya.
Meskipun tidak harus, tapi bila
suami bisa memenuhinya, lebih baik segera penuhi karena bentuk perhatian
seperti ini efektif meningkatkan psikis istri yang dibutuhkan bagi pertumbuhan
janin yang sehat. Namun, seringkali, setelah dipenuhi keinginannya, istri hanya
menyentuhnya sambil lewat. Kelapa yang susah-susah dibeli di pasar, airnya
hanya diminum seteguk. Nah, jika kondisi seperti ini yang muncul, maka butuh
ketabahan mental lagi.
3.
Mengantar Istri ke Dokter
Tak kalah penting, meskipun sibuk
sebaiknya suami menyediakan waktunya untuk mengantar istri ke dokter karena ini
merupakan salah satu hal yang dapat mengangkat psikis ibu dalam memelihara
kehamilannya.
Jadi, baik suami maupun istri,
keduanya harus saling berusaha menepati jadwal yang sebelumnya bisa disesuaikan
bersama. Dengan menyaksikan dan terlibat dalam proses pemeriksaan, akan timbul
empati suami terhadap istri dan anak yang tengah dikandungnya. Hal ini penting
untuk kelanjutan pemeliharaan kandungannya. Selain itu, suami pun bisa bertanya
ke dokter tentang hal-hal yang sering ditemukan dan dikeluhkan istri. Dari
penjelasan yang diberikan dokter, otomatis kondisi mental suami bisa lebih
terjaga.
Tak hanya ke dokter, bila ada waktu,
suami pun sebaiknya menemani istri menjalani program senam hamil. Senam ini
diyakini sangat membantu ibu menghadapi persalinan. Tidak hanya istri, suami
pun perlu mengetahui berbagai tahapan dan kendala yang mungkin terjadi saat
persalinan. Bila nanti istri panik, suami akan tahu cara menghadapinya. Suami
juga bisa memantau perilaku istri ketika bersalin. Bila terjadi kesalahan,
suami bisa langsung mengoreaksinya. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik,
tentu beban istri saat melahirkan bisa dikurangi dan kondisi mentalnya akan
naik sehingga persalinan bisa berjalan lancar.
4.
Beban Menghadapi Persalinan
Memasuki bulan-bulan terakhir,
dimana istri sudah bersiap menghadapi persalinan, sang suami harus
mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada periode trimester ke tiga akhir,
selain beban tubuh istri semakin berat, dia juga sering mengalami perasaan
takut karena membayangkan proses persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh
karena itu, suami harus hadir sebagai pendamping yang bisa menyamankan kondisi
istri.
Selain itu, kesiapan mental suami
pun sangat diperlukan ketika harus menghadapi persalinan yang berisiko. Pada banyak
kasus, persalinan tidak bisa berjalan normal, ada perdarahan, persalinan
panjang, bayi terlilit tali pusat, sungsang, dan sebagainya, yang bisa saja
mengancam nyawa ibu.
5.
Menemani Istri Bersalin
Dukungan suami sangat diperlukan
agar psikis istri bisa terangkat saat menjalani proses persalinan. Dengan
begitu istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya diri, dan ringan ketika bersalin.
Saat itu, rasa empati suami pun dapat tumbuh lebih dalam, sehingga penghargaan
terhadap perjuangan istri dan rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih sempurna.
Walaupun begitu, tidak semua suami
punya mental yang kuat menyaksikan istri bersalin. Ada yang baru melihat darah
sedikit saja sudah mau pingsan. Sebaiknya sebelum mendampingi istri bersalin,
suami menilai diri sendiri apakah ia cukup kuat atau tidak. Bila tidak, lebih
baik suami tak memaksakan diri mendampingi istri di kamar bersalin. Tunggu saja
di luar asalkan peduli dengan apa yang sedang dihadapi istri.
Jika ibu butuh waktu berjam-jam saat
mengalami tahap-tahap pembukaan persalinan, maka dibutuhkan suami dengan
ketabahan dan kekuatan mental ekstra. Ketika istri panik dan kesakitan hingga
berteriak-teriak, suami amat dituntut kesabaran dan ketenangannya untuk tetap
menenteramkan dan mendukung istri dalam menjalani proses persalinan. Persiapan
mental suami untuk menemani istri bersalin bisa dilakukan dengan memperkuat
tekad.
BAB III
(PENUTUP)
A.
Kesimpulan
Ibu hamil memerlukan pemenuhan akan kebutuhan fisik
diantaranya mobilisasi/body mekanik, istirahat/tidur, exercise/senam hamil.
Untuk body mekanik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain posisi
saat duduk, berdiri, berjalan, dan tidur. Untuk istirahat dan tidur seharusnya
ibu hamil dianjurkan untuk tidur malam ±8 jam dan dalam keadaan relaks pada
siang hari selama 1 jam, ibu juga dapat melakukan kegiatan relaksasi untuk
menambah kenyamanan saat tidur.
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot,
sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta
mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil
tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu
penyakit jantung, ginjal, dan penyulit dalam kehamilan.
B.
Saran
Untuk Tenaga
Kesehatan :
·
Memperdalam pengetahuan tentang perubahan tentang kebutuhan fisik ibu hamil
tentang mobilisasi/body mekanik, istirahat/tidur, exercise/senam hamil
Untuk Institusi
:
·
Memberikan waktu lebih untuk membahas materi tentang kebutuhan fisik ibu hamil tentang
mobilisasi/body mekanik, istirahat/tidur, exercise/senam hamil
Untuk mahasiswa :
·
Memahami secara benar mengenai kebutuhan fisik ibu hamil
tentang mobilisasi/body mekanik, istirahat/tidur, exercise/senam hamil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar